Sabtu, 01 Oktober 2011

lintas budaya

Nama : Ummu hani
Kelas : 3PA04
Npm : 11509913


Penelitian Lintas budaya

1. Apakah Yang di maksud dengan Penelitian Lintas budaya ?
Jawab :
Peningkatan hubungan antarpribadi, antarkelompok maupun antarbangsa yang dipicu oleh kemajuan teknologi transportasi dan komunikasi sejak ratusan tahun lalu membuat kebutuhan untuk memahami kebudayaan orang atau komunitas lain yang mereka temui dengan tujuan mencegah kesalahpahaman dan konflik meningkat. Para pedagang, diplomat, tentara, maupun mahasiswa yang harus berinteraksi, bertugas, atau tinggal bersama komunitas dengan budaya yang asing karena tuntutan pekerjaan maupun studi mereka sering menemukan masalah-masalah yang timbul karena perbedaan budaya.
Untuk menjawab tantangan ini, para ilmuan menggagas kajian perbandingan terhadap sifat-sifat manusia melalui penelitian terhadap kebudayaan-kebudayaan yang ada dengan melibatkan sebanyak mungkin disiplin ilmu yang relevan. Gagasan untuk meningkatkan pemahaman atas konflik antar etnis dan masalah-masalah global yang dipicu oleh keanekaragaman budaya dunia dengan menggunakan strategi inter dan multidisipliner inilah yang menjadi cikal bakal kajian lintas budaya (KLB) yang dalam bahasa Inggris disebut cross-cultural studies (atau lebih sering disebut dengan cultural.
Hakikat Kajian Lintas Budaya
Istilah “cross-cultural studies” muncul dalam ilmu-ilmu sosial pada tahun 1930-an yang terinspirasi oleh cross-cultural survey yang dilakukan oleh George Peter Murdock, seorang antropolog dari Universitas Yale. Istilah ini pada mulanya merujuk pada kajian-kajian komparatif yang didasarkan pada kompilasi data-data kultural. Namun istilah itu perlahan-lahan memperoleh perluasan makna menjadi hubungan interaktif antar individu dari dua atau lebih kebudayaan yang berbeda (Wikipedia, 2008c). Dalam konteks pengertian pertama, Penelitian lintas budaya merupakan kajian dalam berbagai bidang ilmu yang dilakukan dengan cara membandingkan berbagai unsur beberapa kebudayaan.studies saja).
2. Apa hubungannya lintas budaya dengan ilmu lain ( contoh antropologi, sosial, dll. Berikan contoh nya! )

Jawab :
Penelitian lintas budaya merupakan kajian dalam berbagai bidang ilmu yang dilakukan dengan cara membandingkan berbagai unsur beberapa kebudayaan. Kajian perbandingan di bidang politik, ekonomi, komunikasi, sosiologi, teori media, antropologi budaya, filsafat, sastra, linguistik dan musik (ethnomusicology) merupakan beberapa bentuk kajian dalam konteks ini.
Contoh : interaksi manusia sehari-hari sebagai bagian dari budaya yang perlu dicermati karena, sebagaimana halnya dengan pemahaman antropologis yang memandang budaya sebagai keseluruhan cara hidup (way of life).

3. Seperti apakah Etnosentri dalam psikology ?

Jawab :
Sebagai konsekuensi dari identitas etnis muncullah etnosentrisme. Menurut Matsumoto (1996) etnosentrisme adalah kecenderungan untuk melihat dunia hanya melalui sudut pandang budaya sendiri. Berdasarkan definisi ini etnosentrisme tidak selalu negatif sebagimana umumnya dipahami. Etnosentrisme dalam hal tertentu juga merupakan sesuatu yang positif. Tidak seperti anggapan umum yang mengatakan bahwa etnosentrisme merupakan sesuatu yang semata-mata buruk, etnosentrisme juga merupakan sesuatu yang fungsional karena mendorong kelompok dalam perjuangan mencari kekuasaan dan kekayaan. Pada saat konflik, etnosentrisme benar-benar bermanfaat. Dengan adanya etnosentrisme, kelompok yang terlibat konflik dengan kelompok lain akan saling dukung satu sama lain. Salah satu contoh dari fenomena ini adalah ketika terjadi pengusiran terhadap etnis Madura di Kalimantan, banyak etnis Madura di lain tempat mengecam pengusiran itu dan membantu para pengungsi.

4. Kesamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal transmisi budaya melalui enkulturasi dan sosialisasi ?

Jawab :
Kesamaan antara enkulturasi dan sosialisasi dalam hal transmisi budaya yaitu dimana enkulturasi dan sosialisasi sama-sama memperkenalkan budaya baru pada masyarakat. Perbedaanya yaitu bila enkulturasi adalah proses pengenalan norma yang berlaku dalam masyarakat tanpa mencampuradukannya dalam budaya asing. Sedangkan sosialisasi adalah proses bagaimana seorang individu memperkenalkan norma – norma yang ada di masyarakat agar bisa di terima oleh masyarakat atau proses seumur hidup masayarakat untuk mempelajari kebiasaan hidup meliputi nilai-nilai, cara hidup dan proses sosial.
a. Kesamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal transmisi budaya melalui masa remaja
Pada dasarnya remaja memiliki semangat yang tinggi dalam aktivitas yang digemari. Mereka memiliki energi yang besar, yang dicurahkannya pada bidang tertentu, ide-ide kreatif terus bermunculan dari pikiran mereka. Selain itu, remaja juga memiliki rasa ingin tahu terhadap hal-hal yang terjadi di sekitarnya. Untuk menuntaskan rasa ingin tahunya, mereka cenderung menggunakan metode coba-coba. Sebagai contoh, ketika berkembang sistem belajar yang menyenangkan atau disebut Quantum Learning, remaja cenderung mencoba hal tersebut. Namun hal ini tidak terbatas hanya pada budaya yang bersifat positif, tapi juga pada budaya negatif. Misalnya, ketika berkembang budaya “clubbing” di kota-kota besar, sebagian besar remaja marasa tertarik untuk mencoba, sehingga ketika sudah merasakan kelebihannya, perbuatan itu terus dilakukan.
b. Kesamaan dan perbedaan antar budaya dlm hal tranmisi budaya melalui perkembangan moral
Perkembangan sosial merupakan proses perkembangan kepribadian siswa selaku seorang anggota masyarakat dalam berhubungan dengan orang lain. Perkembangan ini berlangsung sejak masa bayi hingga akhir hayat. Perkembangan merupakan suatu proses pembentukan social self (pribadi dalam masyarakat), yakni pembentukan pribadi dalam keluarga, bangsa dan budaya. Perkembangan sosial hampir dapat dipastikan merupakan perkembangan moral, sebab perilaku moral pada umumnya merupakan unsur fundamental dalam bertingkah laku sosial.
Contohnya : Seorang siswa hanya akan berperilaku sosial tertentu secara memadahi apabila menguasai pemikiran norma perilaku moral yang diperlukan untuk menguasai pemikiran norma perilaku moral yang diperlukan.
c. Kesamaan dan perbedaan antar budaya dlm hal tranmisi budaya melalui konteks sosial dan masyarakat
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
d. Kesamaan dan perbedaan antar budaya dlm hal tranmisi budaya dalam hal konformitas
Konformitas berarti penyesuaian diri dengan masyarakat dengan cara mengindahkan norma dan nilai masyarakat. konformitas berarti keselarasan,kesesuaian perilaku individu-individu anggota masyarakat dengan harapan-harapan masyarakatnya, sejalan dengan kecenderungan manusia dalam kehidupan berkelompok membentuk norma sosial.
Contoh : Pola memberi sumbangan, pelanggaran lalu lintas, dll.
Dari uraian mengenai berbagai pengertian “konformitas” di atas, dapat disimpulkan bahwa konformitas adalah suatu bentuk sikap penyesuaian diri seseorang dalam masyarakat/kelompok karena dia terdorong untuk mengikuti kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang sudah ada.
e. Kesamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal transmisi budaya dalam hal nilai-nilai
Biasanya kita bisa lihat persaman dan perbedaannya dari cara orang-orang diindonesia ,saat melakukan upacara perayaan keagamaan, seperti perayaan hari raya. Dari banyaknya pulau-pulau diindonesia, saat meraka mau menyambut hari raya seperti idul fitri mereka melakukan takbiran keliling.
f. kesamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal tranmisi budaya dalam hal individualisme dan kolektifisme
Menurut Hofstede (1980), level individualisme atau kolektifisme menandai sebuah kebudayaan yang mencerminkan hubungan antara individu dan kolektif, yang mana berlaku di dalam masyarakat tersebut. Individualisme yang tinggi menyiratkan sebuah pilihan untuk membuat kerangka sosial secara bebas, yang mana orang diharapkan untuk menjaga diri mereka sendiri dan keluarga mereka saja. Kolektifisme mengindikasikan sebuah pilihan untuk membuat sebuah kerangka sosial, yang mana individu merupakan kesatuan di dalam sebuah keluarga besar secara emosional atau di dalam kelompok lain yang akan melindungi mereka di dalam pertukaran kesetiaan yang tidak dipertanyakan.Di dalam kebudayaan individu orentasi – diri ini, atau kesadaran “Saya”, mengakibatkan sebuah emosi kemandirian dari individu dari dari organisasi dan institusi. Kebudayaan kolektif disifatkan dengan sebuah kesadaran “kami” yang diterjemahkan ke dalam ketergantungan emosional individu dalam masyarakat; sebuah perasaan memiliki; keinginan bawahan dari seorang individu dan sebuah kehidupan pribadi; serta sebuah kepercayaan khusus secara krusial menilai standar tersebut yang membedakan anggota di dalam dan di luar kelompok. Kita menyarankan bahwa mobilitas sosial, pencarian terhadap ketertarikan itu sendiri, ketergantungan psikologis individu, penekanan pada suatu inisiatip, prestasi dan sifat adil dari kebudayaan individu akan menyebabkan individu melaksanakan kerjanya, dimana hal ini akan memperoleh penghasilan tinggi yang telah tersedia. Sebaliknya, perbedaan di dalam ataupun di luar kelompok begitu kuat dipelihara di dalam budaya koletif yang akan menjadikan ketidakmampuan sebagian besar orangnya, khususnya untuk orang yang secara tradisional kurang mengakses tingkat kekuatannya.
g. kesamaan dan perbedaan antar budaya dlm hal tranmisi budaya dalam hal kognisi sosial
Menurut teori kognitif, untuk memahami perilaku manusia, periksalah kognisinya, karena kognisi menentukan perilaku. Kognisi adalah segala hal yang ada di 'kepala' manusia, yang berupa pikiran, keyakinan, harapan, dan cita-cita. Kognisi sosial adalah suatu cara untuk menginterpretasikan, menganalisis, mengingat, dan menggunakan informasi-informasi dalam lingkungan sosial untuk sampai pada suatu kesimpulan atau atribusi. Contohnya : anak belajar menggunakan dan merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata.
h. kesamaan dan perbedaan antar budaya dlm hal tranmisi budaya dalam hal perilaku gender
Peran gender merujuk ke set dari perilaku sosial dan norma-norma yang dianggap layak secara sosial untuk individu dari jenis kelamin tertentu dalam konteks budaya tertentu, yang berbeda secara luas antara budaya dan waktu. Tampilan pada diferensiasi berbasis gender di tempat kerja dan dalam hubungan interpersonal sering mengalami perubahan besar sebagai akibat dari feminis pengaruh dan / atau ekonomi, tetapi masih ada perbedaan yang cukup besar dalam peran gender dalam hampir semua masyarakat. Hal ini juga benar bahwa pada saat kebutuhan, seperti selama perang atau darurat lainnya, wanita diizinkan untuk melakukan fungsi yang pada "normal" kali akan dianggap sebagai peran laki-laki, atau sebaliknya.






DAFTAR PUSTAKA



https://parlindunganpardede.wordpress.com/class-assignment/research/articles/90-2/
http://psikologi-online.com/etnosentrisme
http://emanemancakk.student.umm.ac.id/2010/01/22/perkembangan-kebudayaan-dan-pergaulan-remaja-2/ 27/09/2011
http://sylvie.edublogs.org/2006/09/19/teori-perkembangan-moral/
http://orthevie.wordpress.com/2010/05/29/teori-perkembangan-moral-menurut-kohlberg/
http://ps http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
ychemate.blogspot.com/2007/12/konformitas-sosial.html
http://laily-myblog.blogspot.com/2008/04/dimensi-kultural-di-dalam-kehidupan.html
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Gender_role&ei=z_WHTu2hFMnYrQfl5vXIDA&sa=X&oi=translate&ct=result&resnum=1&ved=0CCIQ7gEwAA&prev=/search%3Fq%3Dgender%2Brules%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26biw%3D1366%26bih%3D578%26prmd%3Dimvns